A project by Caglar Kimyoncu
Producers: PSBK & Iteq Fitri Kristiyoarti (Indonesia);
filmpro & Chas de Swiet (UK)
7 January 2019 – 6 February 2019 (Production)
7 February 2019: Exhibition Launch
8 February – 2 March 2019: Exhibition
[su_accordion class=””]
[su_spoiler title=”pengantar untuk instalasi” open=”no” style=”default” icon=”plus” anchor=”” class=””]

[su_tabs style=”default” active=”1″ vertical=”no” class=””]
[su_tab title=”id” disabled=”no” anchor=”” url=”” target=”blank” class=””]
’what makes you who are’ (apa yang menjadikan kamu jadi kamu) adalah instalasi video oleh seniman dari London, Caglar Kimyoncu, yang berlangsung di PSBK (Padepokan Seni Bagong Kussudiardja).
Pameran ini terdiri dari dua bagian. Beberapa karya dipajang di galeri dan karya tambahan terletak di sekitar wilayah PSBK.
Ada banyak foto di galeri dan sekitar wilayah PSBK yang merupakan “penanda” Augmented Reality (AR) yang dapat memunculkan karya tambahan berupa konten video dan audio menggunakan aplikasi di gawai (smartphone) Anda.
Jika Anda memerlukan bantuan untuk mengakses konten ini, anda dapat bertanya langsung pada penjaga galeri.
Di dalam galeri, Anda akan menemukan proyeksi video yang besar serta beberapa video yang ditampilkan pada monitor. Video di monitor pertama, menjelaskan pameran dalam Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia). Video lain yang memiliki suara diberi teks. Video tanpa teks merupakan video yang tidak memiliki suara.
Setelah selesai melihat karya-karya di galeri, Anda dapat melihat-lihat sekitar PSBK untuk mencari penanda AR lainnya. Ini dapat digunakan dengan cara yang sama seperti yang ada di galeri. Buka aplikasi dan arahkan gawai Anda ke penanda AR kemudian video serta foto tambahan akan muncul di layar Anda.
silahkan mengunduh aplikasi pada gawai anda pada; link ini
aplikasi ini hanya untuk penguna gawai berbasis Android dengan specifikasi sebagai berikut: OS Android 4.4.4 (KitKat) atau diatasnya; Chipset Qualcomm MSM8228 Snapdragon 400 (28 nm), CPU Quad-core 1.6 GHz Cortex-A7, GPU Adreno 305.
[/su_tab]
[su_tab title=”en” disabled=”no” anchor=”” url=”” target=”blank” class=””]this that and the other[/su_tab]
[/su_tabs]
[/su_spoiler]
[su_spoiler title=”team” open=”no” style=”default” icon=”plus” anchor=”” class=””]

display technician

display technician – videographer

PSBK administration

PSBK facilities manager

opening exhibition event manager

graphic designer

PSBK producer

ar developer

producer

translator – interpreter

actor

actor

sound operator

camera operator

editor

audio guide

PSBK administrator – finance

photographer – videographer

media – publication

UK producer

lead artist

michael achtman
dramaturg – access consultant

caglar personal assistance

nadira reza chairani
actor

art

camera operator

editor

chief editor
daniel wan – ar creative producer | fikri muhadis – sign language interpreter| gustian hafidh mahendra – sign language interpreter | ramadhany rahmi – sign language interpreter.
[/su_spoiler]
[su_spoiler title=”artist statement” open=”no” style=”default” icon=”plus” anchor=”” class=””]
[su_tabs style=”default” active=”1″ vertical=”no” class=””]
[su_tab title=”id” disabled=”no” anchor=”” url=”” target=”blank” class=””]
Awal mula dari ‘what makes you who you are’ (apa yang menjadikan kamu jadi kamu) adalah panggilan terbuka untuk mengajukan gagasan residensi seni rupa di Indonesia oleh British Council ID. Pada saat itu, karya saya terfokus pada topik perdamaian dan konflik, serta militerisasi di masyarakat. Selanjutnya, ketika saya mempersiapkan diri untuk residensi di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) di Yogyakarta, saya pikir saya ingin melanjutkan topik tersebut. Tetapi setelah berbincang dengan tim PSBK membuat saya terprovokasi sekaligus terilhami, kami menemukan kesimpulan bahwa saya tetap bisa mempertanyakan dengan fokus pada tema: ‘what makes you who you are’ (apa yang menjadikan kamu jadi kamu).

Selalu ada versi lain dari suatu penilaian yang tergantung pada perspektif kita, dan versi lain dari diri kita yang tergantung pada lingkungan kita. Versi tersebut dipengaruhi keluarga, masyarakat, jenis kelamin, orientasi seksual, agama, kelas dan latar belakang sosial ekonomi, dan itu baru beberapa faktor saja. Siapa diri kita dapat berubah tergantung di mana kita dan dengan siapa kita berada.
Dalam mengerjakan karya, saya lebih tertarik untuk mengajukan pertanyaan daripada memberikan jawaban. Saya suka menyajikan kepada penonton sesuatu yang cerdas dan provokatif, menanam benih yang dapat menyatu dengan pengalaman mereka sendiri, kemudian tumbuh dan berkembang menjadi pandangan baru bagi diri mereka sendiri. Dalam karya ini, tidak ada karakter tunggal atau satu cerita utuh. Sebaliknya, Anda diundang untuk menyaksikan sisi-sisi yang berbeda dari orang dan cerita yang sama. Atau mungkin, Anda sedang melihat diri Anda sendiri di depan cermin.
caglark
[/su_tab]
[su_tab title=”en” disabled=”no” anchor=”” url=”” target=”blank” class=””]The starting point for ‘what makes you who you are’ was a call for applications by the British Council ID for visual arts residencies in Indonesia. At the time, my work was focused on issues of peace and conflict, and militarisation in society. When I was awarded the residency at PSBK in Yogyakarta, I thought I would continue with those themes, but over the preparation period I had a number of talks with the PSBK team that were thought provoking and illuminating, and together we came to the conclusion that I could ask the same questions with work that was focused on the theme: what makes you who you are.

There are always different versions of the truth depending on our perspective, and different versions of ourselves depending on our surroundings. These versions of our identity are influenced by our family, our society, our gender, sexual orientation, religion, class and socioeconomic background, to name just a few factors. Who we are changes depending on where we are and who we are with.
In my work, I’m more interested in asking questions than providing answers. I like to present the viewer with something intriguing and provocative, planting a seed that can resonate with their own experiences and sprout into their own new interpretation. In this work, there aren’t single characters or one unified story. Rather, you are being invited to witness different sides of the same people, and different versions of the same stories. Or perhaps you are looking in the mirror.[/su_tab]
[/su_tabs]
[/su_spoiler]
Comments